DEFINISI
Gangguan stress pasca-trauma Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) ditandai oleh pengulangan, ingatan yang mengganggu pada peristiwa traumatik yang menggoncang jiwa.
- Peristiwa yang mengancam kematian atau luka serius bisa menyebabkan penderitaan yang hebat dan berlangsung lama.
- Orang yang terkena bisa mengingat peristiwa tersebut, mengalami mimpi buruk, dan menghindari apapun yang mengingatkan mereka pada peristiwa tersebut.
- Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan.
Mengalami atau melihat peristiwa yang traumatic yang mengancam kematian atau luka serius bisa mempengaruhi seseorang lama setelah pengalamam berlalu. Ketakutan hebat, ketidakberdayaan, atau pengalaman menakutkan selama peristiwa traumatik bisa menghantui seseorang.
Peristiwa yang bisa menyebabkan gangguan tekanan yang paska- traumatik termasuk dibawah ini :
- Berhubungan dengan peperangan.
- Mengalami atau melihat kekerasan fisik atau seks.
- Terkena bencana, baik alam (misalnya, angin topan) atau buatan manusia (misal, kecelakan mobil hebat).
Gangguan stress posttraumatic mempengaruhi setidaknya 8% orang kadangkala sepanjang hidup mereka, termasuk masa kanak-kanak. Banyak orang mengalami peristiwa traumatik, seperti veteran perang dan korban pemerkosaan atau kegiatan kekerasan lainnya, mengalami gangguan stress posttraumatic.
GEJALA
Pada gangguan stress posttraumatic, orang mengalami frekwensi, ingatan yang tidak diinginkan menimbulkan kembali peristiwa traumatik. Mimpi buruk adalah biasa. Kadangkala peristiwa hidup kembali sebagaimana jika terjadi (flashback). Gangguan hebat seringkali terjadi ketika orang berhadapan dengan peristiwa atau keadaan yang mengingatkan mereka kepada trauma asal. Misal beberapa ingatan adalah perayaan pada peristiwa traumatik tersebut, melihat senjata setelah dipukul dengan senjata ketika perampokan, dan berada di perahu kecil setelah kecelakaan tenggelam.
Orang secara terus menerus menghindari benda yang mengingatkan pada trauma. Mereka bisa juga berusaha untuk menghindari pikiran, perasaan, atau pembicaraan mengenai peristiwa traumatik dan menghindari kegiatan, keadaan, atau orang yang bisa mengingatkan. Penghindaran bisa juga termasuk kehilangan ingatan (amnesia) untuk aspek tertentu pada peristiwa yang traumatik. Orang mengalami mati rasa atau kematian pada reaksi emosional dan gejala yang muncul meningkat (seperti kesulitan tertidur, menjadi waspada terhadap tanda bahaya beresiko, atau menjadi mudah terkejut). Gejala pada depresi adalah umum, dan orang menunjukkan sedikit ketertarikan pada aktifitas menyenangkan sebelumnya. Perasaan bersalah juga biasa. Misal, mereka bisa merasa bersalah bahwa ketika mereka bertahan hidup ketika orang lain tidak.
PENGOBATAN
Pengobatan memerlukan psikoterapi (termasuk terapi kontak) dan terapi obat. Karena sering kegelisahan hebat yang dihubungkan dengan kenangan yang menggoncangkan jiwa, psikoterapi mendukung memainkan tugas yang teramat penting pada pengobatan. Ahli terapi ialah secara terbuka empati dan bersimpati dalam mengenal rasa sakit psikologis. Ahli terapi menenteramkan orang bahwa respon mereka nyata tetapi menganjurkan mereka menghadapi kenangan mereka (sebagai bentuk terapi kontak). Mereka juga diajar cara untuk kegelisahan kontrol, yang menolong memodulasi dan mengintegrasikan kenangan menyiksa ke dalam kepribadian mereka.
Psikoterapi insight-oriented bisa membantu orang yang merasa merasa bersalah memahami mengapa mereka menghukum diri mereka sendiri dan membantu menghilangkan perasaan bersalah.
Obat antidepresi kelihatannya memberikan beberapa keuntungan. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), obat antidepresi trisiklik, dan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) sungguh membantu.
Gangguan stress posttraumatic chronic bisa tidak hilang tetapi seringkali sangat berkurang seiring waktu bahkan tanpa pengobatan. Meskipun demikian, beberapa orang menjadi cacat tetap dengan gangguan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar